Jumat, 04 Oktober 2013

laporan praktikum kimia koloid

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA
I.       Judul                    : Pembuatan Koloid.
II.    Tujuan                                : Membuat larutan koloid dengan cara kondensasi dan dispersi.
III. Hari/tanggal : Selasa/ 4 Juni 2013.
IV.  Dasar Teori.
Sistem koloid terdiri atas fase terdispersi dengan ukuran tertentu dalam medium pendispersi.  Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium pendispersi. Sol adalah system koloid yang fase tedispersinya berupa zat padat dan medium pendispersinya berupa zat cair atau zat padat. Sedangkan emulsi adalah system koloid yang fase terdispersinya berupa zat cair dan medium pendispersinya berupa zat cair atau zat padat. Beberapa emulsi (fase terdispersi cair dan medium pendispersi cair) membentuk campuran yang kurang stabil. Emulsi yang semacam itu memerlukan suatu zat pengemulsi (emulgator) untuk membentuk suatu campuran yang stabil.
System koloid dapat dibuat dengan menggabungkan ukuran partikel-partikel larutan sejati menjadi berukuran partikel koloid atau dinamakan kondensasi. Selain itu juga dapat dibuat dengan cara menghaluskan ukuran partikel suspensi kasar menjadi berukuran partikel koloid, cara ini dinamakan dispersi.









1.         Cara Kondensasi
Dengan cara kondensasi, partikel-partikel fase terdispersi dalam larutan sejati yang berupa molekul atom atau ion diubah menjadi partikel-partikel berukuran koloid. Pembuatan koloid dengan cara kondensasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara kimia dan cara fisika.
Cara ini juga dapat dilakukan melalui reaksi – reaksi kimia, seperti reaksi redoks, hidrolisis, dan dekomposisi rangkap atau dengan pergantian pelarut.
2.         Cara Dispersi
Dengan cara dispersi, partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid. Cara dispersi dapat dilakukan secara mekanik, peptisasi atau dengan loncatan bunga listrik (cara busur bredig).
a.      Cara Mekanik
Menurut cara ini butir – butir kasar digerus dengan lumping atau penggiling koloid sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan medium dispersi.
b.       Cara Peptisasi
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan suatu zat pemeptasi (pemecah). Zat pemeptasi memecahkan butir-butir kasar menjadi butir-butir koloid.
c.        Cara Busur Bredig
Cara busur Bredig digunakan untuk membuat sol – sol logam.

V.                 Alat dan Bahan.
No
Nama alat dan bahan
Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Pembakar spiritus
Tripod/kaki tiga
Kasa asbes
Pipet tetes
Gelas Ukur
Gelas kimia besar
Gelas kimia kecil
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Gelas pengaduk
Korek api
Sabun colek
Minyak goreng
Akuades
Alat tulis

1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
seperlunya


VI.              Langkah Kerja.
A.     Cara kondensasi.
1.        Menyiapkan alat dan bahan.
2.       Memanaskan akuades 100 ml dengan gelas kimia, setelah mendidih ditetesi dengan 10 tetes larutan FeCl3 jenuh dan diaduk hingga berwarna coklat.
3.       Menghentikan pemanasan bila larutan berubah menjadi coklat, kemudian di uji sifat koloid dengan penyinaran.
4.      Mencatatat hasil pengamatan sebagai data untuk dianalisis, kemudian diambil kesimpulan.
B.      Cara dispersi langsung.
1.     Memasukkan akuades 5 ml kedalam tabung reaksi 1 dan 2.
2.    Menambahkan minyak goreng 1 ml kedalam tabung reaksi 1 dan 2.
3.    Menambahkan larutan sabun kedalam tabung reaksi 2.
4.    Tabung 1 dan 2 dikocok hingga tercampur, kemudian didiamkan beberapa menit.
5.     Mengamati perubahan yang teerjadi kemudian dijadikan data untuk dianalisa, kemudian diambil kesimpulan.
                                                                                                                       



                     a.                               b.                                       c.                                    d.
gb. a) alat dan bahan, b) cara kondensasi,
c),dan d) cara dispersi langsung.
VII.           Data Hasil Pengamatan.
A.     Kondensasi.
Nama koloid
Jenis koloid
Uji efek tyndall
Fe(OH)3
Sol
Tampak

B.  Dispersi langsung.
No
Nama larutan
Uji efek tyndall
1.
Air+minyak goreng
Tidak tampak
2.
Air+minyak goreng+air sabun
Tampak

VIII.        Analisis data.
                                      Dari percobaan di atas dapat dilihat bahwa dengan pemanasan dan pengadukan larutan FeCl3 di tambaah air dapat dihasilkan koloid, dibuktikan dengan terlihatnya efek tyndall ketika mendapat penyinaran. Hal tersebut membuktikan bahwa perubahan sifat larutan menjadi koloid terjadi secara reaksi kimia yaitu reaksi hidrolisis:
                            FeCl3(aq) + 3H2O(l)                                                   Fe(OH)3(S) + 3HCl(aq)
Dalam persamaan reaksi tersebut terlihat pemanasan dan pengadukan larutan FeCl3 dihasilkan koloid, yaitu sol Fe(OH)3.
Selain itu dalam percobaan pembuatan koloid secara dispersi langsung juga dapat dilihat bahwa campuran air dan minyak goreng dapat dibuat koloid dengan menambahkan air sabun, dapat dibuktikan dengan uji efek tyndall. Sebelum ditambahkan air sabun, minyak sukar larut dalamair karena sifat minyak yang hidrofobik, namun setelah ditambahkan air sabun, minyak yang tadinya tidak dapat bercampur dengan air, setelah penambahan air sabun dapat bercampur. Hal ini menunjukkan bahwa air sabun memiliki dua sifat yaitu hidrofilik dan hidrofobik, bagian yang hidrofilik mengikat air, dan bagian yang hidrofobik mengikat minyak, sehingga dalam hal iini air sabun berfungsi sebagai emulgator dalam emulsi minyak goreng dan air.

IX.              Kesimpulan.
                                Dari percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1.        Dalam membuat koloid dapat digunakan cara kondensasi dengan terjadinya reaksi kimia, diantaranya reaksi hidrolisis pada pembuatan sol Fe(OH)3 dengan cara memanaskan dan mengaduk larutan FeCl3 dan air. FeCl3(aq) + 3H2O(l)                                            Fe(OH)3(S) + 3HCl(aq).
2.       Pada emulsi yang terbentuk dari koloid hidrofob, diperlukan emulgator untuk mempeetahankan sifat koloid, seperti pada pembuatan koloid minyak dan air, di perlukan sabun agar minyak dan air dapat tercampur. Dalam hal tersebut, sabun berfungsi sebagai emulgator.
X.                 Daftar Pustaka.

Sudarmo,Unggul.2007. KIMIA SMA 2 untuk SMA Kelas XI.Surakarta: PHiβETA
                  .          

XI.              Lampiran.
Foto dokomentasi selama praktikum.














Mengetahui
Guru Bimbing





Mulyati,S.Pd
NIP.196409241989032009

Sragen, 2 Juni 2013
Praktikan






Heri Juwantono
NIS. 110707441






LAMPIRAN
1.       Cara Kondensasi.

            

2.       Cara Dispersi Langsung.