LAPORAN
RESMI PRAKTIKUM KIMIA
I. Judul :
Pembuatan Koloid.
II. Tujuan :
Membuat larutan koloid dengan cara kondensasi dan
dispersi.
III. Hari/tanggal : Selasa/ 4 Juni 2013.
IV. Dasar Teori.
Sistem koloid terdiri atas fase terdispersi dengan ukuran
tertentu dalam medium pendispersi. Zat yang didispersikan disebut
fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan disebut
medium pendispersi. Sol adalah system koloid yang fase tedispersinya berupa zat
padat dan medium pendispersinya berupa zat cair atau zat padat. Sedangkan
emulsi adalah system koloid yang fase terdispersinya berupa zat cair dan medium
pendispersinya berupa zat cair atau zat padat. Beberapa emulsi (fase
terdispersi cair dan medium pendispersi cair) membentuk campuran yang kurang
stabil. Emulsi yang semacam itu memerlukan suatu zat pengemulsi (emulgator)
untuk membentuk suatu campuran yang stabil.
System koloid dapat dibuat dengan menggabungkan ukuran
partikel-partikel larutan sejati menjadi berukuran partikel koloid atau
dinamakan kondensasi. Selain itu juga dapat dibuat dengan cara menghaluskan
ukuran partikel suspensi kasar menjadi berukuran partikel koloid, cara ini
dinamakan dispersi.
1. Cara Kondensasi
Dengan cara kondensasi, partikel-partikel fase
terdispersi dalam larutan sejati yang berupa molekul atom atau ion diubah
menjadi partikel-partikel berukuran koloid. Pembuatan koloid dengan cara
kondensasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara kimia dan cara fisika.
Cara ini juga dapat dilakukan melalui reaksi – reaksi
kimia, seperti reaksi redoks, hidrolisis, dan dekomposisi rangkap atau dengan
pergantian pelarut.
2. Cara Dispersi
Dengan cara dispersi, partikel kasar dipecah menjadi
partikel koloid. Cara dispersi dapat dilakukan secara mekanik, peptisasi atau
dengan loncatan bunga listrik (cara busur bredig).
a.
Cara Mekanik
Menurut cara ini butir – butir kasar digerus dengan
lumping atau penggiling koloid sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu,
kemudian diaduk dengan medium dispersi.
b. Cara
Peptisasi
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir
kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan suatu zat pemeptasi (pemecah). Zat
pemeptasi memecahkan butir-butir kasar menjadi butir-butir koloid.
c. Cara
Busur Bredig
Cara busur Bredig digunakan untuk membuat sol – sol
logam.
V.
Alat
dan Bahan.
No
|
Nama alat dan bahan
|
Jumlah
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
|
Pembakar
spiritus
Tripod/kaki
tiga
Kasa
asbes
Pipet
tetes
Gelas
Ukur
Gelas
kimia besar
Gelas
kimia kecil
Tabung
reaksi
Rak
tabung reaksi
Gelas
pengaduk
Korek
api
Sabun
colek
Minyak
goreng
Akuades
Alat
tulis
|
1
buah
1
buah
1
buah
2
buah
1
buah
1
buah
1
buah
2
buah
1
buah
1
buah
1
buah
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
seperlunya
|
VI.
Langkah
Kerja.
A. Cara kondensasi.
1.
Menyiapkan
alat dan bahan.
2. Memanaskan akuades 100 ml dengan gelas
kimia, setelah mendidih ditetesi dengan 10 tetes larutan FeCl3 jenuh dan diaduk
hingga berwarna coklat.
3. Menghentikan pemanasan bila larutan
berubah menjadi coklat, kemudian di uji sifat koloid dengan penyinaran.
4. Mencatatat hasil pengamatan sebagai
data untuk dianalisis, kemudian diambil kesimpulan.
B. Cara dispersi langsung.
1. Memasukkan akuades 5 ml kedalam tabung
reaksi 1 dan 2.
2. Menambahkan minyak goreng 1 ml kedalam
tabung reaksi 1 dan 2.
3. Menambahkan larutan sabun kedalam
tabung reaksi 2.
4. Tabung 1 dan 2 dikocok hingga
tercampur, kemudian didiamkan beberapa menit.
5. Mengamati perubahan
yang teerjadi kemudian dijadikan data untuk dianalisa, kemudian diambil
kesimpulan.
a. b. c. d.
gb. a) alat dan
bahan, b) cara kondensasi,
c),dan d) cara
dispersi langsung.
VII.
Data
Hasil Pengamatan.
A. Kondensasi.
Nama koloid
|
Jenis koloid
|
Uji efek tyndall
|
Fe(OH)3
|
Sol
|
Tampak
|
B.
Dispersi langsung.
No
|
Nama larutan
|
Uji efek tyndall
|
1.
|
Air+minyak goreng
|
Tidak tampak
|
2.
|
Air+minyak goreng+air sabun
|
Tampak
|
VIII.
Analisis
data.
Dari percobaan di atas dapat dilihat
bahwa dengan pemanasan dan pengadukan larutan FeCl3 di tambaah air dapat
dihasilkan koloid, dibuktikan dengan terlihatnya efek tyndall ketika mendapat
penyinaran. Hal tersebut membuktikan bahwa perubahan sifat larutan menjadi
koloid terjadi secara reaksi kimia yaitu reaksi hidrolisis:
Dalam persamaan reaksi tersebut
terlihat pemanasan dan pengadukan larutan FeCl3 dihasilkan koloid, yaitu sol
Fe(OH)3.
Selain itu dalam percobaan pembuatan
koloid secara dispersi langsung juga dapat dilihat bahwa campuran air dan
minyak goreng dapat dibuat koloid dengan menambahkan air sabun, dapat
dibuktikan dengan uji efek tyndall. Sebelum ditambahkan air sabun, minyak sukar
larut dalamair karena sifat minyak yang hidrofobik, namun setelah ditambahkan
air sabun, minyak yang tadinya tidak dapat bercampur dengan air, setelah
penambahan air sabun dapat bercampur. Hal ini menunjukkan bahwa air sabun
memiliki dua sifat yaitu hidrofilik dan hidrofobik, bagian yang hidrofilik
mengikat air, dan bagian yang hidrofobik mengikat minyak, sehingga dalam hal
iini air sabun berfungsi sebagai emulgator dalam emulsi minyak goreng dan air.
IX.
Kesimpulan.
Dari percobaan di atas dapat
disimpulkan bahwa:
1.
Dalam membuat koloid
dapat digunakan cara kondensasi dengan terjadinya reaksi kimia, diantaranya
reaksi hidrolisis pada pembuatan sol Fe(OH)3 dengan cara memanaskan dan
mengaduk larutan FeCl3 dan air. FeCl3(aq) + 3H2O(l) Fe(OH)3(S) + 3HCl(aq).
2. Pada emulsi yang terbentuk dari koloid
hidrofob, diperlukan emulgator untuk mempeetahankan sifat koloid, seperti pada
pembuatan koloid minyak dan air, di perlukan sabun agar minyak dan air dapat
tercampur. Dalam hal tersebut, sabun berfungsi sebagai emulgator.
X.
Daftar
Pustaka.
Sudarmo,Unggul.2007.
KIMIA SMA 2 untuk SMA Kelas XI.Surakarta:
PHiβETA
XI.
Lampiran.
Foto dokomentasi selama praktikum.
Mengetahui
Guru Bimbing
Mulyati,S.Pd
NIP.196409241989032009
|
Sragen, 2 Juni 2013
Praktikan
Heri
Juwantono
NIS. 110707441
|
LAMPIRAN
1. Cara Kondensasi.
2. Cara Dispersi Langsung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar